Sabtu, 11 Januari 2020

Menyunting dan Mengabstraksi Teks Cerita Sejarah

Sebelum teks cerita sejarah dipublikasikan, hal yang harus dilakukan adalah menyunting teks tersebut, agar dapat menghasilkan sebuah teks yang baik dan benar. Penyuntingan sangat penting karena akan menentukan kualitas teks tersebut. Menyunting adalah proses mengedit sebuah tulisan agar tulisan tersebut sesuai dengan kaidah kaidah penulisan teks cerita sejarah. Ada dua hal yang bisa dilakukan dalam penyuntingan, yaitu redaksional (menyoal kebahasaan; ejaan, diksi, dan kalimat) dan substansial (menyoal isi dan data).

Seorang penyunting tidak boleh mengubah substansi teks tanpa persetujuan penulis atau pengarangnya. Penyunting harus paham benar ejaan, penggunaan huruf kecil dan huruf kapital, pemenggalan kata, dan penggunaan tanda-tanda baca (titik, koma, dan lain-lain). Bagaimana bisa memperbaiki naskah orang lain jika tidak memahami seluk beluk ejaan bahasa Indonesia. Dalam menyunting, lakukan perbaikan kesalahan yang terjadi pada teks serta membuat teks tersebut enak dibaca dan tidak membingungkan. 

Untuk lebih memahami proses penyuntingan, bacalah dengan teliti teks “Bumi Berguncang di Dataran Konflik” berikut ini. Untuk mengerjakan tugas pada bagian ini, kalian harus mengacu pada EYD (Ejaan yang Disempurnakan).

Bumi Berguncang di Dataran Konflik
  1. Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter mengguncang kawasan barat Provinsi Baluchistan, Pakistan. Gempa ini terjadi pada 24 september 2013. Pusat gempa berada di kedalaman 23 kilometer, sekitar 233 kilometer Tenggara Dalbandin, Baluchistan. Bencana menyebabkan sedikitnya 515 orang tewas, 765 orang terluka, dan lebih dari 100.000 orang terlantar, serta menghancurkan sejumlah fasilitas umum dan infrastruktur.
  2. Gempa juga dirasakan masyarakat di Gwadar, Khuzdar, Chagai, Hyderabad, dan Karachi yang berada ratusan kilometer dari pusat gempa. Bahkan, guncangan terasa hingga New Delhi, India. Beberapa jam setelah gempa, sebuah Pulau baru muncul di kota pelabuhan Gwadar di pesisir Pakistan. Pulau itu diduga terbentuk dari lapisan tanah di kawah lumpur. Gundukan lumpur dan batu itu tingginya 18 meter dengan panjang 30 meter dan lebar 76 meter.
  3. Lima hari setelah terjadi gempa pertama, Propinsi Baluchistan kembali diguncang gempa berkekuatan 6,8 skala Richter, yaitu pada 28 September 2013. Pusat gempa berada di 96 kilometer timur laut Distrik Awaran, dengan kedalaman 14 kilometer. Sedikitnya 22 orang tewas dan hampir 15.000 rumah di kota Nokjo, bagian Barat Provinsi Baluchistan.
  4. Evakuasi korban dan pendistribusian bantuan ke sejumlah daerah terdampak gempa terkendala kerusakan infrastruktur jalan dan lokasi yang berjauhan. Tim penyelamat juga harus berhadapan dengan serangan kelompok separatis Baluchistan. Lima orang tentara perbatasan yang mengawal konfoi bantuan tewas saat berhadapan dengan militan di Kota Panjgore, 800 km utara Quetta, (28/9/2013). Sebelumnya, helikopter tim pemantau dan penyelamat korban gempa juga diserang kelompok saparatis.
  5. Pemerintah Pakistan mencatat kelompok separatis Baluchistan tersebar di sejumlah distrik di Provinsi Baluchistan tersebut. Salah satu tempat persebaran kelompok itu berada di pedalaman Distrik Awaran yang dekat dengan pusat gempa dan tingkat kerusakannya paling parah.

(Sumber: Litbang Kompas, Buku Pintar Kompas 2013, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2014, halaman 296—297)

Perhatikan dengan saksama penggunaan huruf kapital pada teks “Bumi Berguncang di Dataran Konflik” di atas. Berilah tanda centang (√) pada kolom (B) jika penggunaan huruf kapital pada kalimat yang ada sudah benar atau pada kolom (S) jika terdapat kesalahan. Kerjakan dengan teliti
No.KalimatBS
1.Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter mengguncang kawasan barat Provinsi Baluchistan, Pakistan.-
2.Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter mengguncang kawasan barat Provinsi Baluchistan, Pakistan.-
3.Lampu di ruangan itu memiliki arus 5 ampere.-
4.Lampu di ruangan itu memiliki arus 5 Ampere.-
5.Gempa ini terjadi pada 24 September 2013.-
6.Gempa ini terjadi pada 24 september 2013.-
7.Gedung Utama Sekretariat Negara terbakar pada 21 maret 2013.-
8.Gedung Utama Sekretariat Negara terbakar pada 21 Maret 2013.-
9.Pusat gempa berada di kedalaman 23 kilometer, sekitar 233 kilometer Tenggara Dalbandin, Baluchistan.-
10.Pusat gempa berada di kedalaman 23 kilometer, sekitar 233 kilometer tenggara Dalbandin, Baluchistan.-
11.Angklung, yang sesunguhnya berasal dari Indonesia, telah populer di seluruh Asia Tenggara.-
12.Angklung, yang sesunguhnya berasal dari Indonesia, telah populer di seluruh Asia tenggara.-
13.Beberapa jam setelah gempa, sebuah Pulau baru muncul di kota pelabuhan Gwadar di pesisir Pakistan.-
14.Beberapa jam setelah gempa, sebuah pulau baru muncul di kota pelabuhan Gwadar, di pesisiir Pakistan.-
15.Pulau Sumatra dikenal juga dengan sebutan Pulau Perca.-
16.Pulau Sumatra dikenal juga dengan sebutan pulau Perca.-
17.Sedikitnya 22 orang tewas dan hamper 15.000 rumah di Kota Nokjo, bagian barat Provinsi Baluchistan.-
18.Sedikitnya 22 orang tewas dan hampir 15.000 rumah di kota Nokjo, bagian barat Provinsi Baluchistan.-
19.Aminah adalah seorang gadis desa yang cantik dan lugu.-
20.Aminah adalah seorang gadis Desa yang cantik dan lugu.-
Dalam membuat sebuah teks, hal yang harus diperhatikan adalah diksi atau pilihan kata. Memilih kata dimaksudkan untuk menimbang-nimbang kata apa yang sebaiknya digunakan dalam mengajukan suatu gagasan secara tepat dan cermat. Terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam memilih kata antara lain sebagai berikut.
  1. Syarat pertama adalah tepat, kata yang dipilih dapat mengungkapkan gagasan secara cermat. 
  2. Syarat kedua adalah benar, pilihan kata harus sesuai dengan kaidah bahasa. 
  3. Syarat ketiga atau terakhir, kata yang dipilih harus lazim, bentuknya sudah dibiasakan.

Berikut ini merupakan kata baku dan tidak baku, yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Tulislah (B) untuk kata baku dan (TB) untuk kata yang tidak baku pada kolom yang disediakan. Kemudian, carilah arti kata tersebut, sesuai dengan Kamus Besar Bahasa
No.KataB/TBArti Kata
1.provinsiBWilayah atau daerah yg dikepalai oleh gubernur
propinsiTB
2.separatisBOrang (golongan) yg menghendaki pemisahan diri dr suatu persatuan; golongan (bangsa) untuk mendapat dukungan
saparatisTB
3.konfoiTBIring-iringan mobil (kapal) dengan pengawalan bersenjata; 2 iring-iringan kendaraan (dalam suatu perjalanan bersama)
konvoiB
4.sekadarBSesuai atau seimbang dengan; menurut keadaan (kemungkinan, keperluan, dsb); sepadan (dengan)
sekedarTB
5.zamanBJwaktu yang panjang atau pendek yang menandai sesuatu; masa
jamanTB
6.azasTBDasar (sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat);
asasB
7.jadwalBPembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja; daftar atau tabel kegiatan atau rencana kegiatan dengan pembagian waktu pelaksanaan yang terperinci
jadualTB
8.bisBKendaraan bermotor angkutan umum yang besar, beroda empat atau lebih, yang dapat memuat penumpang banyak
bisTB
9.kualitasBtTngkat baik buruknya sesuatu; kadar:
kwalitasTB
10.karismaBKeadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya;
kharismaTB
11.responTB Tanggapan; reaksi; jawaban
responsB
12.sopirBPengemudi mobil (bemo dan sebagainya);
supirTB
13.napasBUdara yang diisap melalui hidung atau mulut dan dikeluarkan kembali dari paru-paru
nafasTB
14.hafalBTelah masuk dalam ingatan (tentang pelajaran):
hapalTB
15.ijazahBSurat tanda tamat belajar; sijil;
ijasahTB
16.ikhlasBBersih hati; tulus hati
iklasTB
17.bhinekaTBBeragam; beranekaragam;
binekaB
18.isapBMemasukkan (menarik ke dalam) dng kekuatan hawa; menarik masuk hingga meresap; menghirup; menyedot
hisapTB
19.istriBWanita (perempuan) yang telah menikah atau yang bersuami
isteriTB
20.kaosTBKasut; setiwel:
kausB
Bacalah sekali lagi teks “Bumi Berguncang di Dataran Konflik”. Perbaikan yang dapat dilakukan pada beberapa pilihan kata seperti di bawah ini (cetak tebal).

Bumi Berguncang di Dataran Konflik
Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter mengguncang kawasan barat Provinsi Baluchistan, Pakistan. Gempa ini terjadi pada 24 September 2013. Pusat gempa berada di kedalaman 23 kilometer, sekitar 233 kilometer tenggara Dalbandin, Baluchistan. Bencana menyebabkan sedikitnya 515 orang tewas, 765 orang terluka, dan lebih dari 100.000 orang terlantar, serta menghancurkan sejumlah fasilitas umum dan infrastruktur.

Gempa juga dirasakan masyarakat di Gwadar, Khuzdar, Chagai, Hyderabad, dan Karachi yang berada ratusan kilometer dari pusat gempa. Guncangan bahkan terasa hingga New Delhi, India. Beberapa jam setelah gempa, muncul sebuah pulau baru di kota pelabuhan Gwadar di Pesisir Pakistan. Pulau itu diduga terbentuk dari lapisan tanah di kawah lumpur. gundukan lumpur dan batu itu tingginya 18 meter dengan panjang 30 meter dan lebar 76 meter.

Lima hari setelah terjadi gempa pertama, Propinsi Baluchistan kembali diguncang gempa berkekuatan 6,8 skala Richter, yaitu pada 28 September 2013. Pusat gempa berada ("di" dihilangkan) 96 kilometer timur laut Distrik Awaran, dengan kedalaman 14 kilometer. Sedikitnya 22 orang tewas dan hampir 15.000 rumah di Kota Nokjo, bagian barat Provinsi Baluchistan.

Evakuasi korban dan pendistribusian bantuan ke sejumlah daerah ("ter" hilang) dampak gempa terkendala kerusakan infrastruktur jalan dan lokasi yang berjauhan. Tim penyelamat juga harus berhadapan dengan serangan kelompok separatis Baluchistan. Lima orang tentara perbatasan tewas saat mengawal konvoi bantuan yang berhadapan dengan militan di Kota Panjgore di Kota Panjgore, 800 km utara Quetta, (28/9/2013). Sebelumnya, helikopter tim pemantau dan penyelamat korban gempa juga diserang kelompok separatis.

Pemerintah Pakistan mencatat kelompok separatis Baluchistan tersebar di sejumlah distrik ("di' dihilangkan) Provinsi Baluchistan tersebut. Salah satunya tempat persebaran kelompok itu berada di pedalaman Distrik Awaran ('yang" dihilangkan) dekat pusat gempa (dan diganti yang) yang tingkat kerusakannya paling parah.

Bacalah teks “Gema ‘Indonesia Raya’ di Tianhe” berikut ini.

Gema “Indonesia Raya” di Tianhe
Indonesia bangkit dari keterpurukan setelah merebut dua gelar juara di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2013 di Guangzhou, China. Lagu “Indonesia Raya” berkumandang dua kali di Stadion Tianhe. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan mengalahkan ganda putra Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, 21-13 dan 23-21. Sementara itu, pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengalahkan andalan tuan rumah Xu Chen/Ma Jin 21-13, 16-21, dan 22-20, pada 11 Agustus 2013.
Sebelum teks cerita sejarah dipublikasikan Menyunting dan Mengabstraksi Teks Cerita Sejarah
Gelar terakhir Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis diperoleh pada tahun 2007 di Kuala Lumpur, Malaysia. Saat itu pada nomor ganda putra, Hendra juga meraih juara berpasangan dengan Markis Kido. Seperti Hendra, Liliyana Natsir pun kembali menjadi juara dunia dengan pasangan yang berbeda. Dalam Kejuaraan Dunia 2007 dan 2005, Liliyana Natsir yang akrab disapa Butet menjadi pemenang bersama Nova Widianto.

Tuan rumah China gagal mengulangi prestasi 2010 dan 2011, menyapu bersih semua gelar. China hanya mampu mempertahankan dua gelar, tunggal putra dan ganda putri. Wang Xiaoli/Yu, ganda putri China mempertahankan gelar mereka dengan mengalahkan ganda Korea Selatan, Eom Hye-won/Jang Ye-na dengan skor 21-14, 18-21, dan 21-8. Pemain senior China, Lin Dan merebut gelar juara dunia untuk kelima kalinya. Pada laga final, Lin Dan memaksa Lee Chong Wei dari Malaysia bertekuk lutut, dengan skor 16-21, 21-13, dan 20-17.

Dalam partai tunggal putri, Thailand mencatat sejarah menjadi juara dunia untuk pertama kalinya setelah Ratchanok Intanon meraih kemenangan melawan tunggal putri nomor satu dunia, Li Xuerui, 22- 20, 18-21, dan 21-14. Intanon menjadi juara dunia termuda pada usia 18 tahun. Gelar ini adalah gelar paling prestisius baginya setelah tiga kali meraih gelar juara dunia yunior putri pada 2009, 2010, dan 2011.
(Sumber: Litbang Kompas, Buku Pintar Kompas 2013, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2014,halaman 252—253)

Buatlah abstraksi (ringkasan) teks “Gema ‘Indonesia Raya’ di Tianhe” di atas.
Indonesia bangkit dari keterpurukan dan lagu Indonesia Raya berkumandang 2 kali di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2013 di Guangzhou, China. Ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan mengalahkan ganda putra Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengalahkan Xu Chen/Ma Jin. Gelar terakhir Indonesia diperoleh pada tahun 2007 di Kuala Lumpur, Malaysia saat ganda putra Hendra/Markis Kidodan ganda campuran Liliyana Natsir/Nova Widianto menjadi pemenang. Sementara China hanya mampu mempertahankan dua gelar, tunggal putra dan ganda putri. Dalam partai tunggal putri, Thailand mencatat sejarah menjadi juara dunia untuk pertama kalinya setelah Ratchanok Intanon meraih kemenangan. Ia menjadi juara dunia termuda pada usia 18 tahun. Gelar ini adalah gelar paling prestisius baginya setelah tiga kali meraih gelar juara dunia yunior putri pada 2009, 2010, dan 2011.